Syabab.Com - Pemerintah pun akhirnya memastikan akan menaikkan bahan bakar minyak dalam waktu dekat ini. Hal itu diputuskan dalam rapat koordinasi bidang ekonomi yang dipimpin Presiden SBY dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (05/05). Sungguh, jeratan kapitalisme telah membuat negeri ini miskin di ladang minyak sendiri.
Pada rapat yang dihadiri seluruh menteri bidang ekonomi ini menyatakan kenaikan harga BBM bersubsidi dilakukan agar tak mengancam perencanaan anggaran pemerintah tahun 2008 - 2009. Bahkan, menurut Presiden SBY, Indonesia akan keluar dari OPEC, kumpulan negeri-negeri pengekspor minyak.
Kapitalisme Penyebab Kemiskinan di Negeri Muslim
Untuk mensosialisasikan rencana pemerintah ini beberapa media mulai memberitakan rencana pemerintah ini. Tanggapan dan komentar muncul atas rencana pemerintah ini. Hanya sangat disayangkan para komentator yang muncul dari kaum ekonom kapitalis sehingga tak ada solusi yang jitu, kecuali parsial. Maka, tidak jarang diantara mereka mengemukakan bahwa kenaikan harga minyak menjadi piliha agar tidak terjadi krisis yang lebih besar lagi. Sangat jarang sekali mengemuka tanggapan para ekonom Islam. Padahal Islam memiliki konsep jitu atas pemberdayaan sumber daya alam ini termasuk minyak.
Dalam sistem kapitalis, ladang minyak dapat dikuasai oleh siapa pun yang penting punya modal. Beda halnya dengan pandangan Islam, bahwa minyak merupakan milik umum yang tak boleh dimiliki siapa pun. Negara mengelola minyak tersebut untuk kesejahteraan rakyatnya. Tetapi dalam sistem kapitalisme, maka para penguasa hanya menyerahkan keuntungan minyak tersebut kepada asing.
Miskin di Ladang Minyak
Indonesia merupakan negeri kaya. Bahkan negeri ini termasuk negeri pengekspor minyak. Namun, sungguh malang negeri ini. Akibat cengkraman kapitalisme global, kini negeri kaya ini ikut sengsara. Dengan alasan imbas dari krisis minyak dunia, bahan bakar pun siap dinaikkan.
Keputusan untuk menaikkan bahan bakar tentu akan semakin menambah derita rakyat. Negeri ini benar-benar menjadi miskin di ladang minyak. Ladang-ladang minyak tersebut banyak diberikan kepada asing yang membuat mereka meraup keuntungan besar hingga terkuras minyak di negeri ini.
Kendati belum disebutkan besaran dan waktunya, pemerintah meyakinkan kenaikan tersebut masih dapat ditanggung masyarakat. Kenaikan ini rencananya juga akan dibarengi dengan pemberian kompensasi kepada rakyat miskin.
Mengacu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2008, besaran kenaikan dirumuskan sebagai berikut. Untuk premium naik 30 hingga 40 persen menjadi Rp 6.000 per liter. Solar naik 15 persen menjadi Rp 5.000 per liter. Sedangkan minyak tanah tidak dinaikkan.
Tentu saja, keputusan pemerintah ini tak lepas dari kendali para ekonom yang saat ini lebih banyak berpihak kepada kapitalisme. Wajar jika mereka tidak sungkan untuk menambah beban bagi rakyat.
Selama negeri kaum Muslim condong kepada kapitalisme, maka selama itu pula kita akan sengsara di bawah tekanan dan penjajahan para kapitalis. Maka tidak cara untuk keluar dari jeratan ini kecuali kembali kepada Islam dengan menegakkan Khilafah Rasyidah yang akan mengembalikan sumber daya alam kepada para pemiliknya, yakni kaum Muslim. [z/f/l6/syabab.com]
Pada rapat yang dihadiri seluruh menteri bidang ekonomi ini menyatakan kenaikan harga BBM bersubsidi dilakukan agar tak mengancam perencanaan anggaran pemerintah tahun 2008 - 2009. Bahkan, menurut Presiden SBY, Indonesia akan keluar dari OPEC, kumpulan negeri-negeri pengekspor minyak.
Kapitalisme Penyebab Kemiskinan di Negeri Muslim
Untuk mensosialisasikan rencana pemerintah ini beberapa media mulai memberitakan rencana pemerintah ini. Tanggapan dan komentar muncul atas rencana pemerintah ini. Hanya sangat disayangkan para komentator yang muncul dari kaum ekonom kapitalis sehingga tak ada solusi yang jitu, kecuali parsial. Maka, tidak jarang diantara mereka mengemukakan bahwa kenaikan harga minyak menjadi piliha agar tidak terjadi krisis yang lebih besar lagi. Sangat jarang sekali mengemuka tanggapan para ekonom Islam. Padahal Islam memiliki konsep jitu atas pemberdayaan sumber daya alam ini termasuk minyak.
Dalam sistem kapitalis, ladang minyak dapat dikuasai oleh siapa pun yang penting punya modal. Beda halnya dengan pandangan Islam, bahwa minyak merupakan milik umum yang tak boleh dimiliki siapa pun. Negara mengelola minyak tersebut untuk kesejahteraan rakyatnya. Tetapi dalam sistem kapitalisme, maka para penguasa hanya menyerahkan keuntungan minyak tersebut kepada asing.
Miskin di Ladang Minyak
Indonesia merupakan negeri kaya. Bahkan negeri ini termasuk negeri pengekspor minyak. Namun, sungguh malang negeri ini. Akibat cengkraman kapitalisme global, kini negeri kaya ini ikut sengsara. Dengan alasan imbas dari krisis minyak dunia, bahan bakar pun siap dinaikkan.
Keputusan untuk menaikkan bahan bakar tentu akan semakin menambah derita rakyat. Negeri ini benar-benar menjadi miskin di ladang minyak. Ladang-ladang minyak tersebut banyak diberikan kepada asing yang membuat mereka meraup keuntungan besar hingga terkuras minyak di negeri ini.
Kendati belum disebutkan besaran dan waktunya, pemerintah meyakinkan kenaikan tersebut masih dapat ditanggung masyarakat. Kenaikan ini rencananya juga akan dibarengi dengan pemberian kompensasi kepada rakyat miskin.
Mengacu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2008, besaran kenaikan dirumuskan sebagai berikut. Untuk premium naik 30 hingga 40 persen menjadi Rp 6.000 per liter. Solar naik 15 persen menjadi Rp 5.000 per liter. Sedangkan minyak tanah tidak dinaikkan.
Tentu saja, keputusan pemerintah ini tak lepas dari kendali para ekonom yang saat ini lebih banyak berpihak kepada kapitalisme. Wajar jika mereka tidak sungkan untuk menambah beban bagi rakyat.
Selama negeri kaum Muslim condong kepada kapitalisme, maka selama itu pula kita akan sengsara di bawah tekanan dan penjajahan para kapitalis. Maka tidak cara untuk keluar dari jeratan ini kecuali kembali kepada Islam dengan menegakkan Khilafah Rasyidah yang akan mengembalikan sumber daya alam kepada para pemiliknya, yakni kaum Muslim. [z/f/l6/syabab.com]
0 comments:
Posting Komentar