banner syari

Jun
07

KH. Cholil Ridwan: Umat Islam Wajib Membela FPI

Syabab.Com - Umat Islam wajib membela FPI. Demikian dinyatakan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia KH. Cholil Ridwan dalam Tabligh Akbar "Umat Islam Bersatu" di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Selepas Sholat Jumat (06/06). Menurutnya, Front Pembela Islam ini sedang dizhalimi.

"Kalau ada orang Islam sekarang masih bisa tidur nyenyak sementara FPI dizhalimi, maka perlu ditanyakan dia mukmin atau tidak," kata KH. Cholil Ridwan.

Menurut Ketua MUI ini, FPI adalah pembela Ilam yang nyata-nyata menegakkan syariat agama.

KH. Cholil Ridwan juga mengungkapkan makar pengacara Adnan Buyung Nasution dan Todung Lubis Mulya yang justru membela para oblogor BLBI yang telah merampok uang rakyat. Ia juga mendesak Adnan Buyung bertobat karena pernah mengusulkan pembubaran MUI. Padahal MUI merupakan representasi umat Islam dan ulama adalah penerus para nabi.

"Mari kita doakan supaya Adnan Buyung bertobat dan kembali ke jalan yang benar," katanya lagi.

"Kenapa kita tidak membela pembela Islam? FPI adalah penegak amar ma'ruf nahi munkar," tegas KH. Cholil Ridwan.

Pimpinan Pondok Pesantren Husnayain ini juga mempertanyakan tokoh-tokoh seperti Gusdur, Amin Rasi dan Ichlasul Amal yang pro Ahmadiyah. Padahal menurutnya, Ahmadiyah nyata-nyata kesesatannya.

"Harusnya mereka bertanya pada diri mereka sendiri. Saya ini masih punya iman atau tidak. Kalau punya iman, kenapa masih bela Ahmadiyah. Padahal seluruh dunia sudah menyatakan sesat," tegasnya lagi.

Usai Tabligh Akbar ini sejumlah ulama menjenguk Habib Rizieq Shihab, ketua Front Pembela Islam yang kini ditahan polisi.

"Kita bermaksud menjenguk saudara kita di Polda sebagai bentuk solidaritas sesama muslim dan pejuang," kata Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto. [m/dtk/okz/syabab.com]

0 comments:

Posting Komentar

 

Mutiara Hadist

“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku” (Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil,)

“Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).

“Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini.?’ Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”(Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a)

“Bani Israel dipimpin oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).

“Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).