banner syari

Amien: Tolak penjualan 44 BUMN

Mantan Ketua MPR Amien Rais secara tegas menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan rencana penjualan 44 BUMN
Hidayatullah.com--Mantan Ketua MPR RI, Dr. Amien Rais secara tegas menyatakan penolakannya terhadap rencana kenaikan BBM dan rencana penjualan 44 BUMN. Menurutnya, Indonesia sudah mulai mengarah menuju ‘broken government’.

”Negeri ini sudah mulai mengarah ke broken government. Cuma ada dua mazhab, dibubarkan sebelum 2009 atau dibubarkan sesuai konstitusi,” kata Amien dalam sambutan peluncuran buku Haryanto Taslam 40 Hari di Genggaman Kekuasaan di Jakarta, Rabu (14/5) kemarin.

Amien menyayangkan pernyataan Jusuf Kalla yang menyatakan orang-orang yang berdemonstrasi menolak pencabutan subsidi BBM membantu orang kaya.

”Saya tidak bisa terima apa yang dikatakan Jusuf Kalla dan Susilo (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-red). Itu lucu dan ajaib,” imbuh Amien.

Selain itu, rencana penjualan 44 BUMN juga membuat tokoh reformasi ini geram. ”Saudara sekalian, 44 BUMN sekarang ini yang memberi keuntungan malah akan dijual. Muaranya akan diambil oleh asing. Itu tidak bisa saya terima,” kata dia.

”Untuk menyetop ini, tentunya tidak bisa sendiri-sendiri. Bagaimana kalau kita buat Aliansi Kebangkitan Selamatkan Indonesia. Itu bisa lintas partai, lintas agama, lintas suku dan sebagainya. Setidaknya bisa menghentikan proses menjadi bangsa kuli,” imbuhnya.

Amien Rais mengajak semua pihak yang masih peduli untuk bersama-sama menghentikan proses menjadi bangsa kuli yang sekarang dinilainya tengah dialami Bangsa Indonesia.

”Dengan bersatunya berbagai lapisan dan unsur masyarakat, mungkin bisa menjadi gelombang untuk menghentikan proses bangsa Indonesia menjadi bangsa kuli,” kata dia. [cha, spo/www.hidayatullah.com]

0 comments:

Posting Komentar

 

Mutiara Hadist

“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku” (Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil,)

“Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).

“Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini.?’ Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”(Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a)

“Bani Israel dipimpin oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).

“Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).

Postingan Terbaru

Recent Komentar