banner syari

Etika Menjawab Titipan Salam

satUmmat.blogspot.com -- Sahabat, pernah nggak mengalami kejadian bertemu dengan seseorang entah itu keluarga jauh yang datang kerumah atau ada teman karib yang mendatangi antum saat habis shalat berjamaah tiba tiba mengatakan bahwa ada titipan salam buat antum.. Bila sama keluarga yang menyampaikan, saya yakin pasti jawaban antum cuman mengatakan “wa’alaikum salam” atau malah kalau teman karib yang menyampaikan, kita kebanyakan hanya menjawab “oh ya..salam balik aja, kapan kita bisa ketemuan”. Nah lo.. Padahal dalam Islam ada aturan tersendirinya lho dalam menjawab titipan salam tersebut, kelihatan sepele yah, tapi jangan dikira dari hal yang sepele justeru bisa mendatangkan keridhoan Alloh, itu bukan hal yang sepele lagi namanya, Sunnah Nabi saw untuk hal tersebut sangat jelas. Trus pertanyaannya cara yang diajarkan Nabi saw seperti apa dong..?

Menjawab Titipan Salam dalam Islam

Dalam Fathul Bari (11/41), Ibnu Hajar berkata, “Dan disukai untuk membalas (salam) pada orang yang menyampaikan.”

Dalam Zaadul Ma’ad (2/427) Ibnul Qayyim berkata, “Dan termasuk petunjuknya (Rasulullah saw), jika seseorang menyampaikan kepadanya salam dari orang lain, ia membalas kepadanya dan kepada orang yang menyampaikannya.”

Hal itu berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (5231), Ahmad (23104) dan Nasa’I dalam As-Sunan Al-Kubra (10133).” Bab: Apa yang dikatakan jika dikatakan kepadanya: Sesungguhnya si Fulan menyampaikan salam kepadamu.”

Juga hadits dari seseorang dari Bani Numair (dalam Fathul Bari (11/41) : dari Bani Tamim), dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa ia mendatangi Nabi saw, lalu ia berkata:
Sesungguhnya ayahku menyampaikan salam kepadamu”, Nabi menjawab : “Alaika wa’ala abika as-salaam”.

Dalam sanad hadits ini ada jahaalah (rawi yang tidak dikenal) akan tetapi ulama seperti al-Bani, meng-hasan-kannya.

Persetujuan Nabi

Cara menjawab salam seperti itu, dilakukan juga oleh dua orang isteri Nabi saw, Khadijah ra dan Aisyah ra, dan Nabi men-taqrir (menyetujui) perbuatan mereka:

1. Khadijah ra dari Anas ra ia berkata :
“Jibril datang kepada Nabi saw dan ada Khadijah ra disisi Nabi, Jibril berkata :
“Allah menyampaikan salam untuk Khadijah.” Khadijah berkata: “Sesungguhnya Allah-lah As-Salaam, dan salam atas Jibril dan engkau wa rahmatullah.” (Riwayat al-Hakim (4/175, an-Nasa’i dalam al-Kubro (10134), al-Bazzar (1903), dan Thabrani dalam al-Kabir (23/15 no 25 dan 26).
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari (7/172), “Dan dari hadits ini, ada Faidah membalasa salam kepada orang yang mengirim salam dan kepada orang yang menyampaikan”.

2. Dari Aisyah ra, bahwa Nabi saw berkata kepadanya:
Hai Aisyah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu.” Aisyah menjawab, ‘Wa’alaihis salaam wa rahmatullahi wabarakaatuh, engkau (Nabi) melihat apa yang tidak aku lihat.” (Riwayat al-Bukhari (3217) dan Muslim (2447)).
Akan tetapi, ada tambahan pada Musnad Imam Ahmad (6/117) dari Aisyah ra, ia berkata : aku jawab,
Alaika wa’alaihis salaam wa rahmatullah wa barakaatuh”.

Nah, udah tahu kan sekarang, bila ada yang titip salam dari kerabat atau teman buat kita, kita jadi tahu bagaimana membalas salam tersebut dan sekaligus mempraktekannya, Insya Allah salam yang datang kepada kita tidak menjadi sia-sia, akan tetapi menjadi ladang amal baik buat yang ngirim atau buat kita yang dikirim.


Wallahu a’lam



0 comments:

Posting Komentar

 

Mutiara Hadist

“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku” (Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil,)

“Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).

“Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini.?’ Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”(Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a)

“Bani Israel dipimpin oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).

“Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).

Postingan Terbaru

Recent Komentar