
Kibaran bendera Rasulullah Saw., liwa (putih) dan rayah (hitam)menunjukkan kaum Muslim di Palestina tidak menghendaki nasionalisme yang memisahkan Palestina dengan negeri-negeri Muslim lainnya. Namun mereka hanya mengingkan Khilafah tegak sehingga ia menjadi tempat kemulian dan tempat membebaskan negeri Palestina tersebut.
Selain kibaran bendera yang bertuliskan ‘laa ilaaha illallah muhammad rasulullah‘, beberapa spanduk dibentang oleh para aktivis gerakan ini. Tampak diantaranya tertulis sebuah seruan sebagai tema dalam acara tersebut, “Al-Khilafah Al-Khilafah, wahai kaum Muslim, ia kewajiban dari Tuhan kalian, tempat kemuliaan kalian, tempat mengalahkan musuh-musuh kalian, tempat membebaskan negeri kalian serta mercu suar kebaikdan dan keadilan ke penjuru dunia”. Beberapa spanduk lainnya tertulis, “Negara yang satu, Umat yang satu” dan “Al-Khilafah Janji dan Kewajiban”.
Sementara itu pada hari yang sama, sebuah acara yang juga digelar oleh Hizbut Tahrir Palestina di Bethlehem akhirnya terpaksa dibatalkan setelah pihak Otoritas Sekular Palestina menutup kota dan mencegah para anggota dan pendukung gerakan ini masuk ke kota tersebut. Mereka harus diperiksa sebelum masuk ke kota itu. Para aktivis yang berada di kota Bethlehem sendiri tidak bisa bergerak sedikitpun secara leluasa. Pihak otoritas Sekular yang dikuasai Fatah ini benar-benar takut dengan gaung Khilafah menggoncang bumi tersebut.
Acara besar lainnya yang yang digelar oleh kelompok yang diririkan oleh Syeikh Taqiyudin an-Nabhani ini juga akan digelar di Al-Khalil pada Sabtu mendatang. Acara Rajab untuk mengingat keruntuhan Khilafah ini diakui bukan untuk meratapi keruntuhan Turki Utsmani, seperti ditegaskan oleh Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia dalam sebuah wawancara.
“Setelah diabolish oleh Kemal Pasha, maka payung dunia Islam itu runtuh dan umat tercerai berai dan negeri muslim tercabik-cabik oleh para penjajah sedemikian membuat umat hidup dalam penderitaan dan kenistaan. Kenyataan inilah yang diratapi oleh HT, dan secara faktual itu semua terjadi semenjak hilangnya kekhilfahan,” kata Ismail.
Acara serupa juga digelar di berbagai negeri mulai dari Palestina hingga Indonesia, dari Sudan hingga Sydney. [z/f/mna/syabab.com]
0 comments:
Posting Komentar